Setelah Facebook, smartphone kini bagaikan narkoba

Ditulis oleh: -

Lee Yun-soo menyesal telah menggantikan ponsel miliknya dengan sebuah smartphone. Karena hal ini, Yun-soo yang baru masuk SMA ini harus rela menjadi korban ketergantungan terhadap smartphone.


"Saya menyesal namun saya tak bisa membendungnya," terang Yun-soo kepada Wall Street Journal (23/7).


Yun-soo mungkin merupakan satu dari jutaan orang yang terpenjara waktunya akibat gadget sebesar telapak tangan ini. Akibat benda ini, kebanyakan orang pun rela waktu dan uangnya habis hanya agar bisa berlama-lama menggunakannya.


Jika dilihat, hal ini merupakan fenomena dari kemunculan smartphone. Di satu sisi, smartphone membantu penggunanya untuk melakukan berbagai tugas dengan hanya satu peralatan. Namun, di sisi lain, sebagian besar waktu penggunalah yang tersita.


Memang, jika dilihat dari fiturnya, smartphone menawarkan fitur yang dulu hanya bisa ditemukan secara terpisah. Hal ini yang membuat pengguna seolah tak bosan-bosannya menggunakan perangkat ini kapanpun dan di manapun.


Terlebih, persaingan di dunia smartphone juga begitu ketat. Hal ini membuat banyak vendor pun menyasar pengguna muda dengan perangkat murahnya. Padahal, pengguna muda inilah yang berpotensi kecanduan smartphone.


Hal ini pun membuat Korea Selatan kewalahan. Di awal bulan ini, pemerintah negeri ginseng juga harus rela menganggarkan sebagian dananya untuk mengadakan konseling bagi remaja. Hal ini dilakukan agar mereka tak terjerumus terlalu dalam dalam penggunaan smartphone.


Jika begini adanya, maka apa yang terjadi sekarang tak ubahnya seperti yang terjadi di awal Facebook rilis. Saat itu, banyak juga orang yang menghabiskan waktunya hanya agar bisa mengakses situs jejaring sosial ini.


0 komentar "Setelah Facebook, smartphone kini bagaikan narkoba", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar